Perubahan Sosial

per 2per

PERUBAHAN SOSIAL

  1. A.     Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan Sosial adalah Perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian di antara unsur-unsur sosial yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.

Definisi tentang Perubahan Sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi :

  • John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin

Perubahan Sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima,akibat adanya perubahan kondisi geografis,kebudayaan material,komposisi penduduk,ideologi,maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.

  • Samuel Koenig

            Perubahan Sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi pada pola-pola kehidupan manusia.Modifikasi tersebut dapat terjadi karena sebab-sebab internal dan eksternal.

  • Selo Soemardjan

            Perubahan Sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya,termasuk didalamnya nilai,sikap,dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Dari beberapa definisi diatas,terlihat bahwa perubahan sosial mencakup hal-hal berikut.

  • Perubahan pola-pola atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
  • Memengaruhi sistem sosial,termasuk struktur sosial masyarakat dan perwujudan kebudayaan
  • Disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar masyarakat itu sendiri.

 

  1. A.    Bentuk – bentuk Perubahan Sosial
  1. Perubahan social lambat

Perubahan sosial lambat disebut evolusi, yaitu perubahan – perubahan yang memerlukan waktu yang lama dan ada serangkaian perubahan – perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat pula. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa ada rencana atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usaha masyarakatmenyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul. Ada beberapa teori yang mendasari perubahan lambat, yaitu sebagai berikut.

  1. Teori Perubahan Unilier. Manusia dan masyarakat, termasuk kebudayaannya,mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan – tahapan searah. Bermula dari bentuk sederhana menjadi kompleks hingga sampai tahap sempurna.
  2. Teori Perubahan Universal. Perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap – tahap tertentu yang tetap, sebab kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.
  3. Teori Perubahan Multilinier. Menekankan pengamatan terhadap tahap – tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, meneliti pengaruh system mata pencaharian dari berburu ke petani, terhadap system, bentuk dan pola kekeluargaan.
  1. Perubahan social cepat

Perubahan – perubahan social yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut sendi – sendi dasar kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Dalam revolusi, perubahan – perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebi dahulu. Perubahan cepat sebenarnya bersifat relative, sebab dapat terjadi dalam waktu yang lama juga. Misalnya, perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industry mungkin saja memerlukan waktu puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun lamanya.

Suatu revolusi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat sebagai berikut.

1)      Ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan dan mencapai perbaikan dengan perubahan itu.

2)      Adanya seseorang atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat dan dapat menampung keinginan dan rasa tidak puas masyarakat untuk kemudian dirumuskan serta ditegaskan menjadikan dan arah gerakan revolusi.

3)      Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan yang bersifat konkret dan dapat dilihat masyarakat.

4)      Harus ada momentum, yaitu saat ketika segala keadaan dan factor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan.

  1. c.       Perubahan sosial kecil

Perubahan social kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur – unsurmstruktur social,tetapi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan. Perubahan mode pakaian, misalnya tidak akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan.

  1. d.      Perubahan social besar

Perubahan social besar merupakan suatu perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Misalnya, dalam proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris, perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan akan ikut memengaruhi hubungan kerja, system kepemilikan, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat, dan lain-lain.

  1. e.       Perubahan social direncanakan

Perubahan social yang direncanakan (dikehendaki) merupakan perubahan yang telah di perkirakan atau di rencanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang ingin melaksanakan perubahan ini disebut agen perubahan (agent of change), yaitu seorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menjadi pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.

  1. f.       Perubahan social yang tidak di rencanakan

Perubahan social yang tidak di rencanakan ( tidak dikehendaki) merupakan perubahan yang berlangsung begitu saja dan di luar jangkauan pengawasan masyarakat serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat social yang tidak di harapkan. Perubahan social yang tidak di rencanakn berlangsung bersama-sama dengan perubahan yang direncanakan dan salingg mempengaruhi. Contoh : bertambahnya jumlah pengangguran di daerah pedesaan sebagai akibat dari perubah system pertanian tradisional menjadi system pertanian modern yang menggunakan mesin-mesin.

Contoh lainnya adalah perubahan mode pakaian, pola pergaulan remaja, atau selera makan masyarakat sebagai akibat dari tayangan acara televisi yang disiarkan ke seluruh pelosok Indonesia, termasuk masyarakat tradisional pedesaan.

  1. B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
    1. 1.      Faktor Internal
    2. a.      Perubahan Jumlah Penduduk

Penduduk yang jumlahnya berkurang atau yang berpindah ke daerah lain juga menyebabkan kekosongan dalam kelas sosial dan pembagian kerja yang sebelumnya telah terbentuk di dalam masyarakat. Di beberapa masyarakat pedesaan, berkurangnya jumlah penduduk usia produktif menyebabkan perubahan dalam sistem pengolahan tanah. Pengolahan dan pengelompokan tenaga kerja menjadi didasarkan pada jenis pekerjaannya.

 

 

 

 

  1. b.      Penemuan-penemuan Baru

Suatu penemuan baru, baik berupa alat maupungagasan, yang diciptakan oleh seseorang, atau serangkaian ciptaan para individu, dinamakan discovery. Discovery akan menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru.

  1. c.       Pertentangan dalam Masyarakat

Pertentangan dalam masyarakat dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, maupun antarkelompok. Pertentangan kepentingan tersebut dapat menimbulkan perubahan-perubahan. Misalnya, pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua. Pertentangan ini seringkali terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern. Generasi muda pada masyarakat ini lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing, misalnya cara berpakaian, pendidikan, kesetaraan gender, dan sebagainya. Sedangkan generasi uanya lebih sulit menerima unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.

  1. d.      Pemberontakan dan Revolusi

Pemberontakan dan revolusi yang terjadi dalam suatu masyarakat (negara) dapat menimbulkan perubahan-perubahan mendasa. Misalnya, perubahan dari sistem kerjaan menjadi demokrasi seperti yang terjadi di negara Prancis. Revolusi yang terjadi di Iran merubah sistem pemerintahan dari kerjaan sekuler menjadi negara Islam. Peristiwa-peristiwa ini menyebabkan terjadinya perubahan terhadap segenap lembaga kemasyarakatan yang ada, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih.

  1. e.       Reformasi

Sesuai arti katanya, reformasi berarti membentuk kembali. Sebagai suatu proses perubahan, reformasi lebih ditekankan pada upaya untuk segera memperbaiki struktur kemasyarakatan yang telah rusak atau terancam rusak dibentuk menjadi baik kembali. Perubahan ini dilakukan untuk mengembalian susunan atau aturan-aturan kehidupan bermasyarakat.

 

  1. 2.      Faktor Eksternal
  2. a.      Lingkungan Fisik

Bencana alam, antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik, sehingga menuntut manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang telah berubah tersebut. Biasanya, untuk bertahan ataupun mengatasi suatu bencana alam, manusia terkadang lupa atau mungkin terpaksa melanggar nilai-nilai dan  norma sosial yang telah ada. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat bencana alam tersebut.

  1. b.      Peperangan

Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga mrasa frustasi dan tidak berdaya. Dalam kenyataan yang lebih memprihatinkan, peperangan sering sekali diakhiri dengan penaklukan yang diikuti pemaksaan ideologi dan kebudayaan oleh pihak atau negara yang menang. Semua ini akan mengubah kehidupan masyarakat dan kebudaayannya.

  1. c.       Pengaruh Kebudayaan Masyarakat lain

Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaan dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kontak dapat terjadi antarentis di dalam suatu kawasan atau yang berasal dari tempat yang berjauhan. Interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan kebudayaan yang tinggi akan memperluas pebgetahuan dan wawasan tentang budaya masing-masing, sehingga dapat menimbulakan sikap toleransi dan penyesuaian diri ini pada akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.

  1. C.    Faktor Pendorong Perubahan Sosial
  2. 1.      Kontak Dengan Kebudayaan Lain

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu penyebaran unsur kebudayaan ke masyarakat lain. Dengan difusi, penemuan baru yang telah diterima suatu masyarakat dapat disebarluaskan pada masyarakat lain sehingga kegunaannya dapat dinikmati oleh semua orang. Penyerapan unsur-unsur kebudayaana luar ini akan mengubah struktur sosial dan kebudayaan masyarakat yang dipengaruhi. Contohnya adalah penemuan cara-cara menyimpan dan meminjam uang di bank diperkenalkan oleh bangsa Eropa.

  1. 2.      Sistem Pendidikan Formal yang Maju

Pada zaman modern, sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru, dan juga cara berfikir secara rasional dan objektif. Dengan berbagai kemampuan ini, diharapkan mereka akan dapat memberikan penilaian secara objektif tentang apakah kebudayaan mereka dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan diri dan masyarakatnya sesuai dengan tuntutan zaman. Jika hal ini terus dikembangkan, masyarakat akan terdorong untuk melakukan penemuan baru dan pengembangan penemuan tersebut.

  1. 3.      Toleransi

Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau perilaku menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan delik hukum. Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru. Hal-hal baru yang dihasilkan dari penyimpangan tersebut akan mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat. Contohnya adalah dahulu, perempuan yang berpakaian seperti laki-laki dianggap berperilaku menyimpang. Tetapi, pada masyarakat yang toleran, hal ini diterima sehingga terjadi perubahan mode berpakaian.

  1. 4.      Sistem Stratifikasi Terbuka

Sistem pelapisan sosial terbuka akan memberikan peluang sebesar-besarnya pada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya. Dalam hal ini, perubahan sosial akan semakin baik jika individu atau kelompok bergerak ke lapisan sosial yang lebih tinggi. Akan tetapi, dapat pula membawa kemunduran jika terjadi sebaliknya.

  1. 5.      Penduduk yang Heteroge

Masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang anggotanya memiliki perbedaan latar belakang kebudayaan, agama, ras, dan ideologi akan lebih mudah mengalami pertentangan. Pertentangan terjadi karena adanya pertemuan unsur-unsur yang berbeda tadi. Oleh karena itu, dituntut sejumlah kompromi antaranggota sehingga akan mendorong terjadinya perubahan dalam mkasyarakat tersebut.

  1. 6.      Ketidakpuasan Masyarakat Terhadap Berbagai Bidang Kehidupan

Ketidakpuasan sebagian besar anggota masyarakat terhadap sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Contohnya adalah ketidakpuasan terhadap sistem politik dan ekonomi mendorong munculnya reformasi dan otonomi daerah.

  1. 7.      Orientasi ke Masa Depan

Umumnya, masyarakat beranggapan bahwa masa depan berbeda dengan masa sekarang sehingga mereka berusaaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya maupun keadaan yang buruk. Untuk itu, perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan yang lain daripada masa sekarang.

  1. 8.      Pandangan Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar Untuk Memperbaiki Hidupnya

Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan jika seseorang ingin nasibnya berubah, ia harus berusaha. Usaha ini akan mendorong ke arah penemuan baru dalam bentuk baru cara hidup dan pola interaksi dalam masyarakat.

            E. Faktor Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial

  1. a.      Kurangnya perhubungan dengan masyarakat lain.

Masyarakat yang kurang memilikihubungan dengan masyarakat lain, umumnya, adalah masyarakat terasing atau terpencil. Denagan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain di luar. Dengan tidak adanya unsur baru atau asing, masyarakat akan cenderung statis.

 

 

  1. b.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.

Menurut soerjono soekanto (1990:385), terlambatnnya perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat terdapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di wilaya yang terasing, sengaja mengasingkan diri, atau lama dikuasai (dijaja) oleh bangsa lain, sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam berbagai bidang. Padahal, perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu factor yang dapat memicu terjadinya perubahan sosial di masyarakat.

  1. c.       Sikap masyarakat yang sangat tradisional.

Sikap yang mengagung –angungkan tradisi lama dan anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan.keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apanila masyarakat tersebut dikuasai oleh golongan konservatif.

  1. d.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat

Kelompok-kelompok yang mendapatkan keuntungan atas kedudukannya dalam masyarakat akan cenderung mempertahankan keadaan dan kedudukannya. Mereka akan memelihara terus kondisi ini dan enggap mengadakan perubahan.

  1. e.       Takut terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang ada.

Integrasi sosial mempunyai derajatyang berbeda-beda. Unsure-unsur luar dikhawatirkan akan mengoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat. Kekhawatiranini menyebabkan perubahan urung dilakukan.

 

  1. f.       Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)

Prasangkah seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang perrnah dijajah oleh bangsa-bangsa asing. Mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang atang dari luar sebeb memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah. Umumnya, unsure-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat. Oleh sebab itu, masyarakat tersebut bersikap curiga bahwa para penjajah akan mencoba masuk kembali lewat unsure-unsur baru yang dibawahnya.

 

  1. g.      Hambatan-hambatan yangbersifat ideologis.

Masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideology dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dalam terancam oleh setiap usaha mengubah unsur kebudayaan. Oleh sebab itu, penemuan baru, pengembangan, atau bahkan penggantian beberapa bagian kebudayaan dengan sesuatu yang baruakan ditentang oleh mayoritas masyarakat dalam kebudayan tersebut.

 

  1. h.      Adat istiadat (kebiasaan)

Istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian ternyata pola perilaku tersebut tidak lagi efektif memenuhikebutuhan pokok, akan muncul krisis. Umumnya, adat atau kebiasaan telah tertanamkokoh sehingga sukar diubah. Misalnya, memanen padi dengan menggunakan mesin akan mengurangi pendapatan buruh panen. Hal ini dapat menghambat penggunaan mesin-mesin canggih walaupun telah terbukti lebih efektif.

 

Leave a comment